News Update :

PKS: BKKBN Harus Tertibkan Produsen Coklat Valentine plus Kondom

Selasa, 14 Februari 2012

Herlini Amran
Anggota Komisi IX DPR RI Herlini Amran dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendesak Pemerintah Pusat dalam hal ini BKKBN  segera menertibkan kasus yang saat ini meresahkan masyarat terkait temuan dilapangan Promo kondom dibalik Coklat yang telah merebak beberapa pekan sebelum perayaan Valentine day’s . “Saat ini Valentine day justru banyak dirayakan oleh remaja khususnya usia 18 tahun kebawah, sehingga promo ini justru menjadi kontra produktif dengan program peningkatan akses kesehatan reproduksi remaja dari Pemerintah, ujar Herlini dalam rilis yang diterima republika, Selasa (14/2).

Hasil survei yang dilansir DKT Indonesia yang dilakukan pada Mei 2011 dengan cara wawancara langsung terhadap 663 responden di 5 kota besar di Indonesia, yaitu Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali menyatakan, 39 persen anak baru gede (ABG) kota besar pernah melakukan seks bebas. Responden ABG usia antara 15-19 tahun pernah berhubungan seksual, dan 61 persen sisanya berusia antara 20-25 tahun.
Temuan serupa juga ditunjukkan oleh hasil riset dari penelitian yang dilakukan oleh hasil riset BKKBN tahun 2010, mengatakan separuh remaja perempuan lajang yang tinggal di wilayah Jabodetabek telah kehilangan keperawanan dan mengaku pernah melakukan hubungan seks sebelum menikah, bahkan tidak sedikit yang mengalami kasus hamil di luar nikah. Begitu juga di kota-kota besar lainnya seperti Surabaya, Medan, Bandung dan Yogyakarta.

Politisi PKS ini mendesak Bkkbn bekerjasama dengan Kementerian kesehatan selaku yang mengeluarkan ijin harus menertibkan bila terbukti perusahaan coklat tersebut melakukan promo-promo seperti itu atau ada ‘oknum’ orang dalam BKKBN yang justru mendukung ‘Promo Kondom dibalik Coklat’.
“BKKBN Harus menjelaskan kepada masyarakat apakah ini dalam rangka promo telah berkoordinasi dengan BKKBN atau justru kontra produktif dengan program peningkatan akses kesehatan reproduksi remaja?,” cetusnya.

“Pemerintah harus turut gencar mensosialisasikan dampak dari bergaulan bebas yang saat ini merebak di kalangan remaja, jangan sampai program pemerintah dalam pengentasan kependudukan malah berbalik melegalkan pergaulan bebas,” kata Herlini. Legislator PKS dari Dapil Kepri ini mengimbau, sebaiknya masyarakat menjadikan Valentine day menjadi sebagai hari menutup aurat Nasional. “Sebagai solusi agar tidak bertolak belakang dengan semangat budaya ketimuran yang di anut oleh bangsa Indonesia,”

Artikel Terkait

Share this Article on :

2 comments

akh_syahid
14 Februari 2012 pukul 14.49

tolong informasi yang berimbang, karena statement ini ada pada Rapat Dengar Pendapat (RDP)dengan DPR yang juga sudah dijawab langsung oleh BKKBN

15 Februari 2012 pukul 03.41

@akh_syahid

Syukron akh syahid atas masukannya. Berikut jawaban dari BKKBN yang kami dapatkan dari poskota news

AKARTA (Pos Kota) – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merasa gerah dengan ulah produsen coklat yang memasukkan kondom dalam promosi produknya di Hari Valentine, 14 Februari 2012.

“Produsen coklat itu tidak pernah berkoordinasi dengan kami. Jika mereka rekan kerja, tentu kami akan ingatkan. Tapi, kami akan kirim surat teguran,” kata Kepala BKKBN, Sugiri Syarief dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta, Selasa (14/2).

Sebelumnya, anggota Komisi IX, Herlini Amran, menanyakan apakah promosi kondom di balik cokelat yang beredar di masyarakat beberapa hari menjelang peringatan “Valentine’s Day” termasuk program yang berkoordinasi dengan BKKBN.

“Kami sangat prihatin dengan temuan di beberapa minimarket itu karena ‘Valentine’s Day’ banyak dirayakan oleh remaja di bawah usia 18 tahun,” kata Herlini.

Menurut Sugiri, cara promosi coklat seperti ini keliru. Karena memasukkan kondom ke dalam paket parsel untuk kalangan remaja. Jadinya, seolah-olah ada legalisasi pemakaian kondom untuk semua kalangan termasuk remaja. “Ini yang salah. Kondom dipakai hanya untuk suami istri,” katanya.

Sugiri mengaku belum menemukan langsung adanya promosi kondom di balik cokelat. Karena BKKBN tidak pernah diajak berkoordinasi ataupun senagaj memberikan edukasi alat kontrasepsi dengan cara itu. “Kami akan telusuri itu, siapa yang membuat promosinya karena itu kurang etis dilakukan di Indonesia,” kata Sugiri. (aby)

sumber: http://www.poskotanews.com/2012/02/14/kondom-ada-di-coklat-bkkbn-gerah/

Posting Komentar

 

© Copyright DPC PKS Lawang 2010 -2011 | Redesign by PKS Lawang | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.