Hidayatullah.com--Dalam pidatonya di Masjid Al Azhar, Kairo, Ismail Haniyah mengatakan bahwa setidaknya harus ada tiga kekuatan yang dimiliki umat Islam untuk dapat membebaskan Palestina dari jajahan Israel, yaitu kekuatan akidah, kekuatan persatuan umat, dan kekuatan senjata.
Ismail Haniyah menyampaikan pidatonya usai shalat Jum'at di Masjid Al Azhar. Ribuan jamaah menyambut Haniyah dengan semangat dan antusias yang tinggi. Acara tersebut bertajuk "Konferensi Rakyat untuk Menolong Al Quds", yang disponsori oleh Grand Syeikh Al Azhar Ahmad Thayyib.
Menurut Haniyah, pembebesan Palestina akan bermula dari Mesir, seperti halnya ketika Shalahuddin Al Ayyubi berhasil merebut Al Quds dari tentara Salib.
Haniyah mengatakan bahwa Mesir telah memainkan peranan sangat penting terhadap Palestina, di antaranya adalah pembentukan pemerintahan baru Palestina, pertukaran tawanan dengan Israel, dan lainnya. Dia juga menambahkan bahwa ribuan syuhada Mesir telah syahid di tanah Palestina.
"Kita terus berusaha untuk membebaskan Al Quds, dan Palestina tidak pernah mengakui eksistensi Israel," tegas Haniyah.
"Al Quds adalah milik kita, bukan untuk orang-orang yang zalim," tegasnya lagi dengan suara yang menggelegar.
Haniyah juga menyampaikan bahwa pada tahun 2006 Hamas telah memenangi pemilu, dan sangat jelas bahwa rakyat Palestina memilih perlawanan. Namun sayangnya setelah itu Gaza langsung diblokade oleh penjajah Israel.
Dalam kesempatan yang sangat berharga tersebut, dari mimbar Masjid Al Azhar, Haniyah mengimbau untuk persatuan umat Islam. Menurutnya, pascarevolusi ini, Mesir akan memimpin persatuan umat Islam.
"Al Quds dapat dibebeskan dengan persatuan umat," tegas Haniyah.
Dalam kesempatan itu, Haniyah dan ribuan jamaah juga menyerukan kepada pembebasan Suriah dan meneriakkan agar Presiden Bashar Al Assad turun dari kekuasaannya. Di antara yel-yel yang diteriakkan adalah "La Iran wa la Hizbullah! (Tidak untuk Iran dan tidak untuk Hizbullah!)".
Karena padatnya jamaah yang ingin melihat Ismail Haniyah secara langsung, maka seusai acara, beliau pun diangkat agar dapat keluar dari masjid.*
Ismail Haniyah menyampaikan pidatonya usai shalat Jum'at di Masjid Al Azhar. Ribuan jamaah menyambut Haniyah dengan semangat dan antusias yang tinggi. Acara tersebut bertajuk "Konferensi Rakyat untuk Menolong Al Quds", yang disponsori oleh Grand Syeikh Al Azhar Ahmad Thayyib.
Menurut Haniyah, pembebesan Palestina akan bermula dari Mesir, seperti halnya ketika Shalahuddin Al Ayyubi berhasil merebut Al Quds dari tentara Salib.
Haniyah mengatakan bahwa Mesir telah memainkan peranan sangat penting terhadap Palestina, di antaranya adalah pembentukan pemerintahan baru Palestina, pertukaran tawanan dengan Israel, dan lainnya. Dia juga menambahkan bahwa ribuan syuhada Mesir telah syahid di tanah Palestina.
"Kita terus berusaha untuk membebaskan Al Quds, dan Palestina tidak pernah mengakui eksistensi Israel," tegas Haniyah.
"Al Quds adalah milik kita, bukan untuk orang-orang yang zalim," tegasnya lagi dengan suara yang menggelegar.
Haniyah juga menyampaikan bahwa pada tahun 2006 Hamas telah memenangi pemilu, dan sangat jelas bahwa rakyat Palestina memilih perlawanan. Namun sayangnya setelah itu Gaza langsung diblokade oleh penjajah Israel.
Dalam kesempatan yang sangat berharga tersebut, dari mimbar Masjid Al Azhar, Haniyah mengimbau untuk persatuan umat Islam. Menurutnya, pascarevolusi ini, Mesir akan memimpin persatuan umat Islam.
"Al Quds dapat dibebeskan dengan persatuan umat," tegas Haniyah.
Dalam kesempatan itu, Haniyah dan ribuan jamaah juga menyerukan kepada pembebasan Suriah dan meneriakkan agar Presiden Bashar Al Assad turun dari kekuasaannya. Di antara yel-yel yang diteriakkan adalah "La Iran wa la Hizbullah! (Tidak untuk Iran dan tidak untuk Hizbullah!)".
Karena padatnya jamaah yang ingin melihat Ismail Haniyah secara langsung, maka seusai acara, beliau pun diangkat agar dapat keluar dari masjid.*
Sumber: hidayatullah.com
Posting Komentar