Capaian Kita
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah saw beserta keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang senantiasa istiqomah dalam ber i’tiba’ kepada sunnahnya hingga akhir zaman. Mudah-mudahan kita termasuk orang di dalamnya.
Ikhwah fillah, tanpa terasa terhitung sejak akhir Februari pada penyelenggaraan Muscab sampai sekarang sudah tiga bulan lebih kebersamaan ini terpupuk. Bersama-sama membangun dan mencoba menghidupkan kembali organisasi kita yang telah lama “tidur”. Dengan segala upaya dan keterbatasan, atas ijin Allah geliat itu sudah mulai terlihat. Sel-sel motorik organisasi seakan ON lagi. Puing-puing yang lama berserakan secara perlahan mulai disusun lagi. Keberadaan kader mulai teridentifikasi. Aktivitas amal perlahan kita mulai meskipun hanya dengan koordinasi yang sifatnya kecil dan sederhana. Koordinasi yang sebelumnya parsial tampak mulai menyatu. Pola komunikasi tidak lagi sebatas ikhwan saja namun sudah melibatkan kalangan ummahat (akhwat). Jaringan komunikasi dan konsolidasi semakin terpola dengan adanya sms center partai. Belum lama fase ini kita lalui, di hadapan kita tiba-tiba hadir sebuah tantangan baru. Tantangan untuk menguji sejauh mana efektivitas koordinasi dan konsolidasi kita. Ya, mobilisasi massa untuk gerak jalan dalam rangka Milad ke 13. Tapi sekali lagi, atas ijin Allah tantangan itu bisa kita lalui dengan baik berkat pola perencanaan secara masif yang kita lakukan. Setidaknya ini menjadi modal awal kita untuk bangkit. Keberhasilan yang semakin memompa mentalitas kita untuk kembali ‘bertarung’.
Pembentukan tim Badar sebagai satuan inti kerja partai kian memberi pengaruh positif terhadap kinerja partai. Isu-isu besar dan rawan konflik tidak lagi ditentukan oleh ketua saja namun sudah ada mekanisme kolektif untuk menyelesaikannya. Kasus JASMAS (jaringan aspirasi masyarakat) yang semula menuai pro dan kontra pada akhirnya bisa diselesaikan bersama. Cara pemecahan dan pengambilan sikap serasa ringan ketika dibahas di dalam tim. Pola-pola kerja seperti ini akan terus kita tradisikan. Termasuk rotasi keanggotaan tim Badar akan kita berlakukan dengan tujuan sebagai pembelajaran bagi keseluruhan kader, juga sebagai cara melakukan seleksi terhadap militansi kader.
Apakah cukup sampai di sini? Tentu tidak. Ada tahapan berikutnya yang harus kita capai. Pemaknaan harokatul amal dalam jamaah ini menuntut kita untuk menggerakkan mesin partai dengan segudang aktivitas amal kebaikan. Amal yang diwujudkan dalam program kerja yang sistematis, terencana, berdaya jangkau luas dan tentunya sesuai dengan target yang dicanangkan. Untuk itulah muskercab ini hadir. Menjawab tantangan itu. Tantangan untuk menjadi sebuah organisasi profesional.
Apakah ini pertanda kebangkitan di Lawang?
Meskipun dampaknya tidak sebesar revolusi, tapi setidaknya anasir-anasir perubahan itu bisa kita maknai sebagai awal kebangkitan. Biarpun kecil tetapi kalau kita lakukan secara kontinyu akan memberikan dampak yang luar biasa. Ibarat bola salju yang terus menggelinding semakin lama semakin besar karena putarannya mampu ‘mengajak’ salju-salju kecil untuk menempel. Logika ini yang akan kita pakai untuk menggerakkan mesin partai, khususnya di Lawang.
Soliditas yang belum solid
Terlepas dari sedikit ‘kesuksesan’ yang kita raih, masih banyak hal yang perlu diperbaiki dan butuh penanganan segera. Apa itu? Tidak lain adalah soliditas. Kita masih kurang dalam bab ini. Karena masih kita jumpai banyak kader yang belum bekerja secara optimal sehingga menyebabkan dominasi beban kerja di beberapa orang saja. Pembagian amanah yang belum merata menjadi salah satu penyebabnya. Oleh karenanya, bidang kaderisasi harus cepat merespon. Perlu segera dibuat mekanisme agar penyebaran amanah bisa merata. Salah satunya dengan melakukan matrikulasi kader. Dengan cara ini bisa terlihat kader mana yang masih memiliki amanah sedikit atau belum sama sekali.
Barangkali suhu kebangkitan ini masih belum dirasakan oleh semua kader. Kader merasa biasa saja dengan anasir perubahan ini. Mungkin terlalu lama pasif bisa menjadi sebab. Tapi dengan terus melakukan pendekatan dan sosialisasi mudah-mudahan masalah ini bisa selesai. Kader mulai menyadari bahwa berkontribusi dalam amal kebaikan adalah hal utama. Dengan meniatkannya sebagai ibadah mudah-mudahan Allah SWT membalasnya dengan pahala kebaikan.
Beberapa sikap kader yang tidak berkomitmen seakan melengkapi permasalahan yang ada. Taklif dalam rangka tanfidz sirna begitu saja. Situasi personal memberikan pengaruh terhadap ketidakkomitmennya seorang kader. Menutup diri tanpa ada keterbukaan, ketidak terus terangan boleh jadi akar dari sikap negatif ini. Hal seperti ini harus segera di reduksi atau bahkan dihilangkan. Sarana yang paling memungkinkan adalah dengan mengoptimalkan proses tarbawi kader. Bagaimana mekanisme control dan evaluasi include di dalamnya. Dengan kata lain, organisasi partai adalah wasilah takwin dan tanfidz sedangkan control secara maknawi dan personal melalui tarbawi. Dengan demikian, kita sangat menaruh harapan kedua fungsi yang dimainkan organisasi partai dan proses tarbawi bisa berjalan seiring sejalan tanpa ada dikotomi satu sama lain, tidak ada saling meniadakan antar keduanya. Harapannya, seorang kader akan mengalami fase dari ta’rif, takwin dan tanfidz secara utuh dan menyeluruh sesuai dengan level keanggotaannya. Apabila cara ini bisa berjalan optimal, mudah-mudahan ke depannya sudah tidak lagi ditemukan kader senior yang ‘kalah’dengan kader yunior baik dalam tataran maknawi, pemikiran maupun praksis.
Menyiapkan Momentum
Masih ada waktu,
Harapan itu masih ada,
Yakinlah bahwa Allah senantiasa menuntun kita
Memudahkan langkah kita selama kita dekat denganNya.
Fathu Makkah tidak serta merta datang begitu saja. Momentum untuk menyongsong itu telah disiapkan Rasulullah jauh-jauh hari. Periodisasi dakwah Islam Makkiyah dan Madaniyah termasuk karakteristiknya adalah upaya dalam menyambut kemenangan besar itu. Selama itu pula persiapan SDM pengusung dakwah terus dilakukan. Jihad bil qital fi sabilillah menjadi salah satu sarana untuk menguatkan mentalitas kader. Hingga pada akhirnya buah dari dakwah itu dapat dinikmati setelah berjuang dengan segala pengorbanan dalam kurun waktu 23 tahun lamanya.
Bagaimana dengan Lawang?
Dalam hitung-hitungan pekan, dari awal Mei 2011 hingga Juli 2014 (dengan asumsi Pemilu di bulan Juli 2014) masih ada waktu sekitar 230 pekan. Masih ada kecukupan waktu untuk berbuat lebih bagi DPC Lawang. Berbuat untuk kebangkitannya, berbuat untuk dakwah Islamnya dan berbuat untuk kemashlahatan masyarakatnya. Salah satunya dengan Muskercab DPC PKS Lawang. Mudah-mudahan ini menjadi starting point kita bergerak dalam rangka menyongsong kemenangan dakwah yang sudah dijanjikan Allah SWT.
“Dan (telah menjanjikan pula kemenangan-kemenangan) yang lain (atas negeri-negeri) yang kamu belum dapat menguasainya yang sungguh Allah telah menentukan-Nya. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al Fath: 21)
Maksudnya: Allah telah menjanjikan kepada kaum muslimin untuk menaklukkan negeri-negeri yang lain yang di waktu itu mereka belum dapat menaklukkannya; tetapi negeri-negeri itu telah dipastikan Allah untuk ditaklukkan oleh kaum Muslimin dan dijaga-Nya dari penaklukan-penaklukan orang-orang lain. Janji Allah ini telah terbukti dengan ditaklukkannya negeri-negeri Persia dan Rumawi oleh kaum Muslimin.
Mudah-mudahan Lawang termasuk bagian dari daerah yang dipastikan oleh Allah untuk kita taklukkan. WallahuA’lam bi showab. Selamat ber Muskercab!! (sd)
Posting Komentar