News Update :

MEMBENTUK RUMAH KITA SEBAGAI RUMAH DAKWAH

Minggu, 30 Oktober 2011


 
Alhamdulillah Allah telah memberikan kita kenikmatan iman, Islam, dan telah memuliakan kita dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW, sebagaimana Allah telah memuliakan dengan nikmat al qur’an yang agung, dan nikmat ukhuwah karena Allah. Kita memuji atas nikmat dakwah dan berbuat untuk agama Allah ini, di suatu masa dimana orang-orang yang berdakwah sangat sedikit dibandingkan dengan yang duduk-duduk saja. Ini adalah karunia dan nikmat Allah.

Agar nikmat ini kekal, sudah selayaknya kita bersyukur dan memuji Allah. Sebaik-baik pujian adalah dalam bentuk amal, berbuat untuk dakwah, dan tidak pelit terhadap waktu dan apapun yang kita miliki. Diantaranya adalah Mewujudkan Keluarga Muslim. Untuk membentuk keluarga muslim, karena rumah tangga muslim adalah tujuan dan sasaran kita. 

Diantara arkanul baiah, yang ketiga adalah rukun amal. Diantara konsekuensi rukun amal adalah memperhatikan terhadap rumah tangga karena rumah tangga Islami adalah jalan menuju masyarakat Islami. Kita tidak dapat mencapai pemerintahan Islami kecuali membentuk masyarakat Islami. Begitu pula masyarakat Islami tidak akan terbentuk kalau tidak ada rumah tangga Islami. Lantas, peran apa yang harus dilakukan sebagai keluarga Islami untuk membentuk masyarakat Islami? Jawabannya adalah membentuk keluarganya kepada tingkat yang lebih lanjut yaitu keluarga Islami yang berdakwah.
Adapun tujuan rumah tangga Islami diantaranya adalah:
1.       1. Keluarga muslim komitmen terhadap prinsip-prinsip/syariat Allah
2.       2. Orangtua mentarbiyah anak secara baik
3.       3. Agar anggota keluarga terlibat di dalam kepada Allah
4.     4. Agar anggota rumah tangga baik di dalam menata maisyah: hemat, tidak mubazir. Dan senantiasa berinfak (sesuai kemampuan), tidak bakhil.

Masih terkait dengan hal di atas, Ada 8 sebab yang mendorong kita untuk membina keluarga yang Islami:
1.     1. Merupakan kewajiban yang Allah bebankan terhadap kita
2. Membentuk rumah tangga Islami tidak hanya menjadi tugas istri/suami saja, tetapi menjadi kewajiban keduanya
2.       3. Merupakan tanggung jawab yang dibebankan Rasulullah kepada kita

Hadist Nabi: “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban”
Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya”
3.       4. Merupakan kebutuhan dakwah untuk merealisasikan tujuan-tujuan dakwah
4.     Pembentukan keluarga yang Islami merupakan jalan untuk membina generasi yang komitmen terhadap      dasar-dasar Islam. Agar anak-anak kita komitmen terhadap nilai-nilai dan adab-adab Islami, dapat menjaga mereka dari bahaya karena anak-anak Islam menjadi sasaran musuh-musuh dengan merusak akhlak mereka.                             
A  5. Agar dakwah berlanjut dari rumah dan anak-anak kita
Anak-anak kita harus mencintai dakwah ini. Jnagan sampai ibu dan ayah aktivis dakwah, tapi mereka tidak mendukung dakwah
6.    6. Pembentukan rumah tangga Islami merupakan salah satu konsekuensi baiat kita kepada Allah, oleh karena itu mengabaikan tarbiyah terhadap anak kita, berarti mengingkari baiat kita kepada Allah
7.    7. Untuk merealisasikan konsep tawazun/keseimbangan antara tarbiyah dan dakwah diantara anggota keluarga
Jangan sampai suami aktif, tapi istri tidak. Atau sebaliknya, istri aktif atau suami tidak. Jangan pula suami dan istri aktif, tapi anak tidak
8.    8. Merealisasikan tujuan-tujuan/risalah rumah tangga muslim terhadap masyarakat
Sehingga kita dengan mereka memiliki kedekatan, hubungan kemanusiaan antara rumah tangga-rumah tangga muslim, dan hubungan sosial

Ruang lingkup:
·         Tetangga – membina hubungan dengan tetangga-tetangga kita, minimal 5 tetangga samping kiri, 5 tetangga samping kanan, 5 tetangga di depan, dan 5 tetangga di belakang. Tidak dibenarkan kalau rumah tangga dakwah yang terisolir/negatif
·         Kerabat - istri harus berupaya berhubungan baik dengan keluarga suami, dan sebaliknya suami harus berupaya berhubungan baik dengan keluarga istri, agar rumah tangga kita punya pengaruh positif pada seluruh kerabat kita.
·         Ruang lingkup kerja – yang bekerja harus punya pengaruh /peran di tempat kerja,
Niat keluar untuk dakwah Allah dan di jalan Allah
·         Masyarakat-bermuamalah dengan orang-orang di sekitar, misalnya tukang buah, supermarket, dll, dengan akhlak yang baik, sehingga mereka merasakan bahwa kita adalah dai/pelaku dakwah


Kalau ada seorang ukhti yang menyerahkan waktunya untuk dakwah, Allah akan menjaga keluarganya….
Seorang akhwat hendaknya menjaga kerja di dalam dan di luar rumah. Ia menganggap sama antara dakwah dengan duduk-duduk bersama anak-anaknya. Dan ia sangat memperhatikan keduanya. Akhwat dan ikhwan harus bersatu mentarbiyah anak-anaknya……….
Mari jadikan rumah kita barokah, yaitu rumah tangga bersih untuk dakwah, barokah ketika al ukh sangat aktif di dalam dakwah, dan barokah ketika al akh sangat aktif di dalam dakwah.
Jika kita memperhatikan dakwah, maka Allah memperhatikan kita.
Mari jadikan rumah tangga kita rumah tangga yang Islami, indah, dan teratur.

Al kisah ada seorang al akh dan al ukh yang sangat aktif di dalam dakwah. Mereka sangat mencintai dakwah, dan sudah aktif di dalamnya semenjak belum menikah. Kemudian di saat usia pernikahan mereka berjalan, mereka belum juga dikarunia anak, satu, dua, tiga, hingga beberapa tahun berjalan, mereka tidak juga dikarunia anak, padahal berbagai ikhtiar sudah dijalankan, termasuk berdoa kepada Allah. Dengan keadaan seperti itu, mereka tetap aktif di dalam dakwah, rumahnya terbuka untuk semua ikhwah, berbagai kegiatan, dilaksanakan di rumah mereka, mulai dari syuro, liqo, hingga kegiatan untuk anak-anak. Tiga belas tahun berjalan,kebahagiaan belum terasa lengkap tanpa hadirnya sang buah hati diantara mereka, sang istri merasa kasihan pada suaminya sehingga mempersilakan sang suami untuk menikah lagi, dengan syarat ia tidak dicerai. Subhanallah, sang suami menolak penawaran istrinya. Dan tetap setia pada satu hati J.
Hingga suatu ketika, sekelompok ikhwan merencanakan untuk mabit di rumah pasangan suami istri tadi. Al akh tadi dengan senang hati mempersilakan rumahnya dipakai mabit oleh teman-temannya tersebut. Jumlahnya sekitar 25 orang. Dia menyuruh istrinya untuk menjamu tamu-tamunya dengan sebaik-baiknya. Kebetulan saat itu sedang waktu shaum, istrinya diminta menyiapkan makanan berbuka yang paling enak. Tanpa diketahui kedua pasangan tadi, para tamu mendoakan kedua pasangan tadi agar segera dikaruniai keturunan.
Subhanallah, selang dua bulan, al ukh merasakan ada gejala aneh di perutnya. Ketika dibawa ke dokter, Subhanallah, ternyata al ukh hamil. Dan berita gembira ini segera dikabarkan pada al akh dan al ukh lain di daerahnya. Kegembiraan pun menghiasi hati mereka………………


*) Resume dari Kajian Islam ditulis oleh Ummu Tia

Artikel Terkait

Share this Article on :

Posting Komentar

 

© Copyright DPC PKS Lawang 2010 -2011 | Redesign by PKS Lawang | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.