Sandhi Anggoro H |
Seiring memasuki akhir bulan dzulhijjah beberapa hari ke depan, tepatnya lima hari lagi, tahun hijriyah 1432 H segera meninggalkan kita dengan berbagai catatan amal yang telah kita lakukan. Entah itu amal kebaikan maupun keburukan hanya kita sendiri dan Allah yang mengetahuinya. Banyak sedikitnya amal tersebut mengindikasikan kategori kepribadian kita. Jika catatan itu di dominasi oleh kebaikan maka kita tergolong orang yang beruntung. Begitupula jika catatan itu di dominasi oleh keburukan maka kita tergolong orang yang merugi. Dari sinilah muhasabah (evaluasi) itu perlu dilakukan untuk mempersiapkan diri menghadapi tahun berikutnya.
“Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung”. (QS. Al Qashash: 67)
Merubah Paradigma
Selain doa, keberhasilan itu membutuhkan usaha yang maksimal. Agar usaha bisa maksimal maka diperlukan persiapan dan perencanaan yang matang. Dengan kata lain, harus ada jeda yang cukup antara mempersiapkan dan merencanakan dengan momentum. Sehingga ketika momentum tiba maka kita sudah siap menyambutnya dengan yakin tanpa ada keraguan. Dari sinilah indikator keberhasilan itu berasal.
Idealnya seperti itu, namun riilnya kita sering jauh dari itu. Persiapan dan perencanaan yang kita lakukan selalu saja mepet. Dan kejadian ini selalu berulang-ulang dalam kegiatan yang sama. Terburu-buru, bekerja tanpa konsep, serabutan adalah hal yang biasa dan mengakar seakan-akan ini sudah menjadi trade mark diri kita. maka bisa dipastikan hasilnya pun tidak akan maksimal malah bisa lebih buruk dari yang kita harapkan. Sungguh ironis!
Kita harus berubah. Memperbarui paradigma adalah jalan terbaik untuk menyongsong keberhasilan. Betapa pun sulitnya harus dicoba. Kita pun harus berani mencoba. Karena perubahan butuh keberanian.
Pandangan Visioner
Ibarat pemimpin adalah nahkoda kapal, maka ia harus bisa memperkirakan tanda-tanda badai akan muncul lalu ia mengabarkan kepada awak kapal untuk bersiap menyambutnya. Dan yang paling penting, nahkoda harus mampu mengkondisikan awak kapalnya agar siap menghadapi maut sekalipun. Begitu pula dengan seorang pemimpin. Pandangan visioner mutlak dibutuhkan. Mampu memprediksi kapan datangnya momentum dan kapan saat harus mempersiapkan untuk menyongsongnya merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap kita sebagai seorang pemimpin. Dengan cara ini maka organisasi akan terus bergerak dinamis dan tidak akan ketinggalan momentum.
Belajar Dari Kisah Perang Badar
Tujuan semula pasukan Rasullullah hanya berniat menghadang kepulangan rombongan dagang Abu Sufyan dari Syam ke Mekkah. Makanya persiapan yang dilakukan Rasulullah pun tidak dalam persiapan untuk perang. Namun berita ini mampu diendus oleh Abu Sufyan dan ia pun mengutus Dhamdham bin Amr al Ghyfary agar menyampaikan hal ini ke Mekkah untuk meminta bantuan. Berita ini pun disambut Abu Jahl dan ia segera menyiapkan pasukan. Dengan segala kecerdikannya Abu Sufyan kemudian mengubah arah perjalanan untuk menghindari bertemunya pasukan Rasulullah dengan rombongan dagang yang ia pimpin. Berharap pasukan Rasulullah akan bertemu pasukan Makkah yang dipimpin Abu Jahl.
Melihat perkembangan situasi yang cukup genting, Rasulullah kemudian menggelar majelis permusyawaratan militer untuk menyikapi hal ini. Apakah misi akan diteruskan atau tidak. Apabila diteruskan yang terjadi adalah peperangan bukan lagi penghadangan. Dari hasil rapat tersebut akhirnya diputuskan untuk tetap maju bersiap perang.
Dalam kisah ini Rasulullah saw mampu melihat momentum dan sigap untuk menyambutnya. Karena beliau melihat momen Badar adalah momen yang tepat untuk menunjukkan eksistensi kaum muslimin Madinah. Dengan tetap maju berperang telah menunjukkan bahwa kaum Muslimin mempunyai keberanian untuk berperang meskipun pada saat itu jumlah pasukan berbanding jauh dengan pasukan musyrikin. Akhirnya peperangan dimulai dan Allah memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin. Dari kemenangan ini memberikan dampak psikologis terhadap mental kaum Muslimin dan semakin menunjukkan eksistensinya.
Visioner dalam melihat momentum, dampak apa yang timbul dari momentum itu dan tentunya keberanian untuk menyambutnya. Inilah salah satu kemampuan yang dimiliki Rasulullah saw. Bagaimana dengan kita?
Saatnya untuk berhijrah, saatnya untuk berubah. DPC PKS LAWANG MENGUCAPKAN SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1433H! Adakah keberanian kita untuk melihat momentum ini?
Kota Lawang
20 Nov 2011
Posting Komentar