News Update :

Resume Buku: Langkah Cinta Untuk Keluarga

Kamis, 01 Desember 2011

.
Oleh: Ummu Tia
Meskipun buku ini sudah beredar cukup lama namun tidak ada salahnya kalau kita baca sinopsisnya untuk mengambil ibrah dari kehidupan beliau. Selamat menikmati!

Kehilangan ibu Yoyoh Yusroh adalah sebagai peringatan dari Allah SWT. Siapapun, sehebat dan sebanyak apapun amal sholeh kita, pada akhirnya kita adalah hamba Allah yang setiap saat bisa dipanggil Allah. Jadi, sudah sewajarnya bila kita menyiapkan diri termasuk melanjutkan dakwah. Karena kalau kita lihat dari contoh dakwah para nabi meski mereka sudah meninggal, bukan berarti dakwah itu berhenti. Di tengah glamornya kehidupan dunia saat ini dan tantangan zaman yang dahsyat, Allah menghadirkan beliau sebagai kelompok manusia yang disebutkan dalam Al Qur’an sebagai umat terbaik. Ukhrijat linnaasi ta’muruuna bil ma’ruufi watanhauna ‘anil munkar (QS 3: 103). 

Umi Umar orang baik, sehingga Allah mudahkan setiap langkahnya dalam melakukan kebaikan. Allah memberikan kekuatan fisik, ruhiyah, dan juga dukungan orang-orang di sekelilingnya. Ia memiliki kelebihan yang mungkin jarang dimiliki keluarga muslim, yaitu daya dukung penuh keluarga di belakangnya. Supporting dari suami dan orang-orang di rumahnya yang turut memberikan back up. Dia memiliki keluarga yang baik, anak-anak sholih, aktivitas berjalan baik, dan karir organisasinya terus meningkat. Di usianya yang hampir 50 tahun, aktivitas dakwahnya semakin meluas, dari mulai nasional sampai internasional. Inilah anugrah yang dimiliki Yoyoh. Mempunyai 13 anak, masih muda, dan mempunyai kewajiban rutin di lembaga strategis. Ayah beliau mendidiknya luar biasa, sudah diarahkan untuk menjadi orang besar. Orang baru merasakan belaiu itu orang besar, orang hebat setelah beliau tiada. Katanya, “ketika kita menghadapi anak-anak, anggap saja kita sedang duduk di taman bunga. Lihatlah perilaku anak-anak kita, semuanya indah. Walaupun ada bunga yang layu, tetap masih ada bunga yang mekar, masih ada yang berwarna-warni”. Menurutnya investasi terbesar bukanlah harta. Investasi dunia akhiratnya adalah anak-anaknya menjadi orang shalih dan cerdas.
Ada dua amalan yang tidak pernah beliau tinggalkan, yaitu qiyamul lail dan tilawahnya (min 2 juz/hari). Beliau juga memiliki kepedulian yang sangat tinggi. Ringan tangan untuk membantu siapa pun yang membutuhkan. Beliau lebih mementingkan oranglain daripada diri dan keluarganya sekalipun. Kepeduliannya terhadap nasib saudara-saudara muslim di  Palestina adalah bukti nyata. Termasuk dengan impiannya untuk mendirikan pesantren. Beliau adalah orang yang visioner, sehingga sebelum pesantren didirikan, beliau dengan detail menggambarkan pesantren impiannya tersebut. 

Umi Umar tahu betul potensi yang telah Allah berikan kepadanya, sehingga daya dukung itu ada. Baginya hal yang sia-sia, mubazir, dan dzalim bila ia melewatkan begitu saja potensinya tanpa memberikan optimalisasi kepada umat. Maka segala dia wakafkan untuk dakwah, untuk orang lain. Tapi bukan berarti lupa kepada keluarga. 

Menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Dan Umi Umar adalah sosok manusia yang memiliki banyak kekurangan,namun kepribadiannya yang kokoh telah menginspirasi banyak orang karena kebaikannya yang istimewa. Allah telah jadikan kekuranga itu tidak tampak/ Wallahu’alam. Semoga Allah memuliakannya di akhirat sebagaimana ia selalu memuliakan saudaranya, sahabatnya, dan siapapun yang ia temui, dan hidup bersama para shahabiyat yang dicintainya


Membentuk Keluarga Muslim
Salah satu prinsip yang mulai hilang dari tengah masyarakat kita adalah kesadaran bahwa reformasi masyarakat tidaklah berdiri sendiri. Menurut Hasan Al Banna, bahwa reformasi suatu bangsa dimulai dari pembentukan pribadi muslim yang kokoh. Tahapan reformasi yang dituntut dan harus dilakukan oleh seorang reformis adalah:
  1. Melakukan reformasi terhadap dirinya sendiri sehingga ia menjadi pribadi yang kuat secara fisik, berakhlak mulia, berwawasan luas, mampu mencari nafkah, memiliki aqidah yang murni, beribadah dengan baik, mampu menempa diri, mengelola waktunya dengan aefektif, tertib dalam semua urusan dan bermanfaat bagi sesamanya
  2. Membentuk keluarga muslim dengan menghormati seluruh anggota keluarga untuk menghormati pendapat masing-masing, menjaga adab-adab Islam dalam kehidupan sehari-hari, memilih pasangan yang baik, menyadarkan akan peran/tugas dan tanggung jawabnya, mengenalkan pendidikan anak yang baik, bersikap bijak pada pembantu, dan membimbing semua penghuni rumah agar tumbuh dan beraktivitas di atas landasan-landasan Islam
  3. Melakukan reformasi di masyarakat dengan menebar sebanyak mungkin kebaikan di tengah mereka, memerangi segala sikap rendah dan munkar, memberikan motivasi untuk berprestasi, mengajak pada kebaikan, menyuburkan amal-amal yang baik, membentuk opini umum yang bernafaskan Islam, serta mewarnai seluruh kehidupan masyarakat dnegan nilai-nilai kebaikan
  4. Melakukan reformasi bangsa dnegan melepaskan bangsa itu dari segala cengkeraman penjajah yang menjelma dalam berbagai bentuk baik dari sisi politik. Ekonomi, dan spiritual
Peran Keluarga dalam Membangun Bangsa yang Berperadaban
Dalam fikih Islam dikenal bahwa tujuan-tujuan dari berkeluarga adalah menjaga/melanjutkan keturunan, meraih ketenangan/sakinah, memupuk rasa cinta/mawadah, berkasih sayang/rahmah., menjaga kehormatan serta menjaga sikap/suasana keagamaan dalam keluarga. Terdapat tujuan-tujuan berkeluarga yang tidak populer di tengah masyarakat:
  1. Mendidik generasi yang memiliki karakter Islam. Suatu keluarga tidak dikatakan sebagai keluarga muslim kecuali apabila tergambar nilai-nilai Islam dan anak-anaknya dididik dengan pendidikan Islam.Metode: keteladanan, mengajak dengan sikap bijaksana (hikmah) dan nasehat yang baik,cerita dan pengalaman, hadiah dan hukuman
  2. Menjaga adab Islam dan keluarga. Misal: perabotan yang tidak bertentangan dengan syariah, adab makan, minum, berinteraksi dengan orang yang lebih tua, lebih muda, kerabat,tetangga,  dll
  3. Menyambungkan hati anak dengan masjid. Sesungguhnya masjid mengenalkan seseorang pada kebersihan dengan maknanya yang sangat luas, ketaatan, disiplin, keteraturan, dan semua kaidah-kaidah kehidupan bermasyarakat.
  4. Mendorong anak yang telah dibekali dengan akhlak Islam untuk terjun dalam masyarakat. Akhlak Islam itu terangkum dalam dua hal yaitu menunaikan kewajiban dan memelihara hak
  5. Mengarahkan anak untuk selalu berprestasi dan kreatif. Bukan hanya mendorong, akan tetapi juga mengarahkan dan memberikan sarana yang dibutuhkan untuk memicu prestasi dan kreatifitas masing-masing
  6. Mengarahkan anak untuk selalu berdakwah kepada Allah SWT
  7. Membina hubungan baik antar keluarga muslim
Sumber: Buku "Langkah Cinta Untuk Keluarga"

Artikel Terkait

Share this Article on :

Posting Komentar

 

© Copyright DPC PKS Lawang 2010 -2011 | Redesign by PKS Lawang | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.