dakwatuna.com – Pihak keamanan Suriah terus mengepung wilayah Khaldiya, Homs. Serangan terus berlanjut sampai Rabu (21/3) waktu setempat. Kota yang diserang saat ini merupakan wilayah dengan jumlah perlarian terbanyak. Seorang aktivis, Abu Abdallah, mengatakan sejumlah pengungsi berasal dari Karm Al Zaytoun, Bab Sbaa, Jib Jandali, dan Baba Amr.
Berbagai lokasi yang menjadi tempat pengungsian menjadi sasaran. Termasuk diantaranya sekolah dan masjid. Ledakan artileri dan mortir sudah terdengan sejak Rabu. Sejauh ini seorang korban jatuh karena serangan sniper.
Homs yang terletak di barat Suriah, telah menjadi sasaran sejak pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad. Para aktivis mengatakan, 39 mayat ditemukan di Refaie. Selama pergolakan sejumlah pelanggaran telah dilakukan kedua belah pihak. Pemerintah maupun oposisi bersenjata saling menyalahkan atas insiden yang terjadi.
Pada hari yang sama, sebuah bom meledak di kota selatan Daraa dan menewaskan dua tentara Suriah. Salah satu petugas dari pihak oposisi mengatakan, setelah ledakan petugas keamanan menembak mati dua warga sipil. Seorang tentara Suriah juga dilaporkan tewas dalam bentrokan di kota Hama, sebelah barat Suriah.
Terkait hal ini, media pemerintah Suriah melaporkan, sehari sebelumnya serangan bom telah menewaskan sejumlah tentara dan warga Daraa. Ledakan ini dikarenakan serangan dari pihak oposisi. Pemberontakan telah meluas ke pedesaan Harasta, Damaskus, seperti dilansir CNN.
PBB mengatakan krisis suriah telah menewaskan lebih dari 8.000 orang. Sementara oposisi mengatakan, jumlah korban lebih dari 9.000 jiwa. Kebanyakan dari mereka adalah warga sipil.
PBB mendorong terciptanya keamanan di Suriah dengan mengirim diplomat Kofi Annan. Sejauh ini mantan sekjen PBB tersebut telah bertemu Presiden Suriah, Bashar al-Assad, di Damaskus. Mereka membicarakan solusi perdamaian bagi Suriah. Annan mengusulkan gencatan senjata, pembebasan tahanan dan dibukanya akses bagi badan sosial, misalnya Red Cross.
Rencana ini mendapat dukungan dari Dewan Keamanan PBB, termasuk Rusia. Saat ini, dua misi PBB terkait Suriah sedang dilaksanakan di Damaskus. Misi tersebut adalah tim yang mencari cara melakukan rencana Annan, dan menilai kebutuhan masyarakat Suriah. Misi dilakukan bersama dengan organisasi kerja sama Islam. (Dewi Mardiani/Roshma Widiyani/RoL)
Posting Komentar