REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Salah satu pasangan calon gubernur DKI 2012 Hidayat Nur Wahid bersilaturahim ke kantor Harian Republika, Rabu (21/3). Politisi PKS ini memaparkan kemauannya menggandeng calon wakil gubernur dari PAN, yakni Prof Didik J Rachbini sebagai sosok pemimpin yang selalu hadir di tengah warga Jakarta.
"Kami maju bersama dalam pilkada DKI dengan mengusung nama HaDir (Hidyat Nur Wahid dan Didik Rachbini). Karena kami pikir negeri ini bukan autopilot. Kami berharap bisa mejadi pemimpin yang bisa hadir di hati warga Jakarta," papar mantan Ketua MPR ini.
Bukan sekadar hadir semata, tapi Hidayat jika ditakdirkan menjadi pemimpin sekitar 7 juta penduduk Jakarta, bakal menghadirkan nuansa Jakarta yang melekat dengan historisnya. Nilai sejarah yang ingin diulik, terangnya, terkait kejayaan pemimpin masa lalunya Pangeran Jayakarta.
"Jaya sebagai kota besar dan Karta dengan membentuk iklim lingkungan yang tidak menakutkan serta rahmatan lil alamin," ungkapnya.
Alasan membawa kembali kejayaan Jakarta berusaha dituangkan dalam pemikiran ke segala sektor, termasuk ekonomi dan hukum. Keyakinan Hidayat bertambah dengan mengajak Prof Didik J Rachbini yang diakui kemampuannya dalam analisis ekonomi. Kemampuan tersebut dibutuhkan untuk mengatur APBD DKI yang seringkali overlap dengan anggaran nasional.
Ia bertekad jika terpilih sebagai DKI 1 bakal istiqomah menjalin hubungan dengan berbagai pihak, termasuk pemimpin daerah lain serta pimpinan nasional. Semuanya, ujar Hidayat, akan membawa manfaat pada berjalannya peraturan serta hukum bisa tegas ditegakkan.
Kondisi keamanan yang kondusif sebagai ekses tegaknya hukum dipercaya Hidayat juga bisa mengatrol penanaman modal asing ke Jakarta. Untuk mengkondisikan yang satu ini, Hidayat punya trik dengan melakukan pendekatan persuasif dan dialogis dengan para penguasa sektor informal Jakarta.
Untuk merengkuh semua kalangan, ia pun memanfaatkan peran media massa sebagai penyebar informasi. "Saya dan pak Didik punya kompetensi untuk melakukan itu sebagai komitmen bersama yang tak diperjuangkan kandidat lainnya, yakni media dan business friendly," ujar Hidayat.
"Kami maju bersama dalam pilkada DKI dengan mengusung nama HaDir (Hidyat Nur Wahid dan Didik Rachbini). Karena kami pikir negeri ini bukan autopilot. Kami berharap bisa mejadi pemimpin yang bisa hadir di hati warga Jakarta," papar mantan Ketua MPR ini.
Bukan sekadar hadir semata, tapi Hidayat jika ditakdirkan menjadi pemimpin sekitar 7 juta penduduk Jakarta, bakal menghadirkan nuansa Jakarta yang melekat dengan historisnya. Nilai sejarah yang ingin diulik, terangnya, terkait kejayaan pemimpin masa lalunya Pangeran Jayakarta.
"Jaya sebagai kota besar dan Karta dengan membentuk iklim lingkungan yang tidak menakutkan serta rahmatan lil alamin," ungkapnya.
Alasan membawa kembali kejayaan Jakarta berusaha dituangkan dalam pemikiran ke segala sektor, termasuk ekonomi dan hukum. Keyakinan Hidayat bertambah dengan mengajak Prof Didik J Rachbini yang diakui kemampuannya dalam analisis ekonomi. Kemampuan tersebut dibutuhkan untuk mengatur APBD DKI yang seringkali overlap dengan anggaran nasional.
Ia bertekad jika terpilih sebagai DKI 1 bakal istiqomah menjalin hubungan dengan berbagai pihak, termasuk pemimpin daerah lain serta pimpinan nasional. Semuanya, ujar Hidayat, akan membawa manfaat pada berjalannya peraturan serta hukum bisa tegas ditegakkan.
Kondisi keamanan yang kondusif sebagai ekses tegaknya hukum dipercaya Hidayat juga bisa mengatrol penanaman modal asing ke Jakarta. Untuk mengkondisikan yang satu ini, Hidayat punya trik dengan melakukan pendekatan persuasif dan dialogis dengan para penguasa sektor informal Jakarta.
Untuk merengkuh semua kalangan, ia pun memanfaatkan peran media massa sebagai penyebar informasi. "Saya dan pak Didik punya kompetensi untuk melakukan itu sebagai komitmen bersama yang tak diperjuangkan kandidat lainnya, yakni media dan business friendly," ujar Hidayat.
sumber: www.republika.co.id
Posting Komentar