Joko Suyanto |
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menyatakan bahwa proses Pilkada di Aceh telah berlangsung dengan baik.
"Prosesnya sudah dijalankan dengan baik," katanya ketika ditemui di kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, keberhasilan Pilkada Aceh antara lain bisa dilihat dari keberagaman peserta Pilkada. Selain itu juga bisa dipantau dari tingkat keikutsertaan pemilih yang mencapai 70 persen.
"Dari sisi proses demokratisasi sudah dikerjakan sebaik-baiknya," kata Djoko.
Ia menjelaskan, pemenang sebuah Pilkada bisa disebut sebagai representasi kehendak rakyat jika proses Pilkada dilaksanakan dengan baik dan benar.
Dia berharap, pemenang Pilkada Aceh bisa membawa daerah itu menjadi ke arah yang lebih baik.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menegaskan telah berkoordinasi dengan jajaran Pemerintah Provinsi Aceh untuk memastikan proses penghitungan suara dan pengumuman pemenang berjalan lancar.
Gamawan telah berkoordinasi untuk meningkatkan keamanan, sehingga tidak ada pihak yang memanfaatkan kekisruhan pascagempa untuk memetik keuntungan pribadi.
"Setelah gempa, saya langsung minta Gubernur untuk berkoordinasi dengan KIP untuk mengamankan hasil-hasil itu. Jangan sampai ada yang memanfaatkan ini, hilang suara dan segalanya. Sejauh ini aman," katanya.
Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh menjadwalkan pengumuman gubernur dan wakil gubernur terpilih pada 18 April 2012.
Pemilihan gubernur dan wakil gubernur digelar 9 April 2012. Pemilihan tersebut digelar serentak dengan pemilihan 17 bupati/wali kota beserta wakilnya dari 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Aceh diikuti lima pasangan calon, yakni Tgk Ahmad Tajuddin dan Teuku Suriansyah, Irwandi Yusuf dan Muhyan Yunan, Darni M Daud dan Ahmad Fauzi, Muhammad Nazar dan Nova Iriansyah, serta Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf.
Pasangan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf untuk sementara unggul dalam perhitungan cepat. Kedua mantan aktivis Gerakan Aceh Merdeka itu diusung oleh Partai Aceh. (www.antaranews.com)
"Prosesnya sudah dijalankan dengan baik," katanya ketika ditemui di kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, keberhasilan Pilkada Aceh antara lain bisa dilihat dari keberagaman peserta Pilkada. Selain itu juga bisa dipantau dari tingkat keikutsertaan pemilih yang mencapai 70 persen.
"Dari sisi proses demokratisasi sudah dikerjakan sebaik-baiknya," kata Djoko.
Ia menjelaskan, pemenang sebuah Pilkada bisa disebut sebagai representasi kehendak rakyat jika proses Pilkada dilaksanakan dengan baik dan benar.
Dia berharap, pemenang Pilkada Aceh bisa membawa daerah itu menjadi ke arah yang lebih baik.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menegaskan telah berkoordinasi dengan jajaran Pemerintah Provinsi Aceh untuk memastikan proses penghitungan suara dan pengumuman pemenang berjalan lancar.
Gamawan telah berkoordinasi untuk meningkatkan keamanan, sehingga tidak ada pihak yang memanfaatkan kekisruhan pascagempa untuk memetik keuntungan pribadi.
"Setelah gempa, saya langsung minta Gubernur untuk berkoordinasi dengan KIP untuk mengamankan hasil-hasil itu. Jangan sampai ada yang memanfaatkan ini, hilang suara dan segalanya. Sejauh ini aman," katanya.
Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh menjadwalkan pengumuman gubernur dan wakil gubernur terpilih pada 18 April 2012.
Pemilihan gubernur dan wakil gubernur digelar 9 April 2012. Pemilihan tersebut digelar serentak dengan pemilihan 17 bupati/wali kota beserta wakilnya dari 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Aceh diikuti lima pasangan calon, yakni Tgk Ahmad Tajuddin dan Teuku Suriansyah, Irwandi Yusuf dan Muhyan Yunan, Darni M Daud dan Ahmad Fauzi, Muhammad Nazar dan Nova Iriansyah, serta Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf.
Pasangan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf untuk sementara unggul dalam perhitungan cepat. Kedua mantan aktivis Gerakan Aceh Merdeka itu diusung oleh Partai Aceh. (www.antaranews.com)
Posting Komentar